Lokasi di mana terjadinya gempa bumi |
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun mengeluarkan amaran ancaman tsunami. Pada pukul 19.45 WIB, peringatan tsunami baru ditamatkan. Dengan 8,5 skala Richter dan disusuli 8.8 skala Richter, tsunami besar boleh saja terjadi. Namun, apa yang menimpa beberapa daerah, iaitu Meulaboh, Sabang dan Lahewa, ternyata tsunami yang terjadi adalah tsunami kecil.
Saiznya jauh lebih kecil dari tsunami pada tahun 2004. Mengapa? Ketua Pusat Data Dan Maklumat Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, alasan tsunami hanya berskala kecil berkaitan lokasi pusat gempa dan gerakan sesar. "Pusat gempa terjadi di luar zon subduksi," ungkap Sutopo dalam sidang akhbar, Rabu (11/4/2012).
Zon subduksi adalah zon tempat bertemunya dua lempeng.Diketahui, gempa pertama dan sejumlah gempa susulan yang berlaku berpusat di sebelah barat zon subduksi, menjauh dari daratan Pulau Sumatera. Gempa kali ini berbeza dengan gempa Aceh pada 2004. Apabila pusat gempa berada di luar zon subduksi, potensi tsunami tetap ada, tetapi lebih kecil. "Gempa juga terjadi akibat sesar luncurkan, bukan naik atau turun," ujar Sutopo menambah.
Ada tiga gerakan sesar, yakni menegak, mendatar, dan miring (oblique). Gerak sesar menegak lebih berpotensi mengakibatkan tsunami. Pada gempa kali ini, gerak sesar yang terjadi adalah miring, didominasi gerak sesar rata. Dengan demikian, tsunami boleh terjadi, tetapi sangat kecil.
Berdasarkan pemantauan BMKG, tsunami yang terjadi hanya setinggi 80 sentimeter di Meulaboh pukul 17.04 WIB dan 6 cm di Sabang pada pukul 17.00 WIB. Sementara itu, pantau Bakosurtanal juga tak jauh berbeza. Di Meulaboh, tinggi tsunami hanya 1.02 meter sementara di Lahewa (Nias Utara) hanya 1 meter.
sumber : Kompas.com (12 April 2012)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih daun keladi,
Datang sini, komen le lagi